Notification

×

Iklan

Iklan

Surabaya Jadi Kota Percontohan Dekarbonisasi Bangunan: Langkah Nyata Menuju Kota Hijau

Kamis, 17 April 2025 | 17:09 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-17T10:19:51Z


Surabaya,
kota terbesar kedua di Indonesia, kini menapaki babak baru dalam perjuangan melawan perubahan iklim. Melalui proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI), Pemerintah Kota Surabaya menunjukkan komitmen serius terhadap dekarbonisasi sektor bangunan. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman, yang ditandai dengan peluncuran resmi di Hotel DoubleTree Surabaya pada Rabu, 16 April 2025.


Proyek SETI bukan sekadar inisiatif biasa. Ia merupakan bagian dari upaya sistematis untuk mengintegrasikan energi terbarukan dan efisiensi energi ke dalam infrastruktur perkotaan, khususnya pada bangunan pemerintah, komersial, dan residensial. Kegiatan ini didukung penuh oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), lembaga pembangunan internasional milik pemerintah Jerman, serta Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.


Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, yang mewakili Wali Kota Eri Cahyadi dalam acara peluncuran, menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam merespon tantangan krisis iklim. "Hari ini kita memulai kerja sama konkret untuk mendukung dekarbonisasi sektor bangunan di Surabaya. Diskusi-diskusi teknis akan menyusul, dengan fokus pada pemanfaatan teknologi energi terbarukan seperti solar cell," ujar Ikhsan.


Tahapan awal dari proyek ini adalah pemetaan dan survei terhadap bangunan-bangunan di Kota Surabaya. Pemerintah kota berencana melakukan pendataan selama kurang lebih tiga bulan untuk memahami profil energi setiap bangunan, mulai dari tingkat efisiensinya hingga potensi peningkatan pemanfaatan energi hijau. Kawasan industri Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) menjadi salah satu titik awal pelaksanaan survei ini.


Ikhsan menyebut bahwa Surabaya tidak memulai dari nol. Sejumlah bangunan milik pemerintah seperti Balai Kota dan Terminal Joyoboyo telah lebih dulu mengadopsi prinsip ramah lingkungan. "Kami bangga menjadi kota pionir dalam inisiatif ini. Ke depan, kami akan memperluas implementasi teknologi ramah lingkungan ke sektor yang lebih luas," tambahnya.


Lebih dari sekadar proyek teknis, SETI memiliki dimensi strategis yang lebih dalam: mengubah cara kota dibangun dan dikelola. Kota-kota masa depan dituntut untuk tidak hanya nyaman dan modern, tetapi juga berkelanjutan secara ekologis. Konsep compact city yang selama ini digaungkan oleh Pemerintah Kota Surabaya kini mendapat momentum baru lewat inisiatif ini.


"Kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi kami untuk mempercepat implementasi compact city di Surabaya. Sebuah kota yang efisien, terintegrasi, dan rendah emisi," kata Ikhsan.


Dukungan internasional terhadap proyek ini tak main-main. Lisa Tinschert, Direktur Program Energi GIZ, menegaskan bahwa lembaganya siap memberikan dukungan teknis dan strategis untuk memastikan keberhasilan transisi energi di Surabaya.


"GIZ berkomitmen penuh mendampingi Pemerintah Kota Surabaya dalam setiap langkah menuju dekarbonisasi. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga perubahan budaya dan sistem," ujar Lisa.


Implementasi proyek ini juga diharapkan membuka peluang baru bagi pelaku usaha lokal, akademisi, dan masyarakat luas untuk terlibat dalam ekosistem energi berkelanjutan. Pemerintah Kota Surabaya membuka diri terhadap kolaborasi multipihak untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi hijau.


Secara nasional, proyek SETI merupakan bagian dari upaya Indonesia dalam mencapai target netral karbon pada tahun 2060 atau lebih cepat. Surabaya, sebagai kota dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang dinamis, menjadi lokasi strategis untuk memulai transformasi ini.


Selain aspek teknis, keberhasilan proyek ini juga ditentukan oleh bagaimana pemerintah lokal membangun narasi yang kuat dan melibatkan warga secara aktif. Kesadaran publik terhadap pentingnya efisiensi energi masih menjadi tantangan, terutama di sektor residensial.


"Kami tidak bisa bergerak sendiri. Partisipasi masyarakat menjadi kunci. Maka dari itu, edukasi publik juga akan menjadi bagian dari strategi kami," jelas Ikhsan.


Dalam jangka panjang, keberhasilan Surabaya bisa menjadi model replikasi untuk kota-kota lain di Indonesia. Transformasi Surabaya bukan hanya soal panel surya dan bangunan hemat energi, tapi tentang visi jangka panjang: menciptakan kota yang mampu beradaptasi dan bertahan menghadapi krisis iklim global.


Dengan dimulainya proyek SETI, Surabaya menegaskan posisinya sebagai kota yang siap berubah. Tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tapi juga memastikan bahwa pembangunan kota tetap sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.


Ke depan, hasil dari pemetaan dan survei ini akan menjadi dasar penyusunan kebijakan lebih lanjut. Pemerintah Kota Surabaya dan mitra-mitranya berharap proyek ini akan memberikan dampak jangka panjang terhadap penurunan emisi karbon dan efisiensi energi secara menyeluruh.


Surabaya telah mengambil langkah pertama. Dan langkah ini, jika dijalankan secara konsisten dan inklusif, bisa menjadi titik balik penting dalam perjalanan kota menuju masa depan yang hijau dan berkelanjutan.


×
Berita Terbaru Update